HR.Id - Pengadilan paling tertinggi di Tiongkok, Mahkamah
Rakyat, diharapkan memberikan persetujuan pada hari Jumat 15/2/20 dalam reangka pembunuhan massal untuk pasien
coronavirus di China sebagai cara yang pas untuk mengendalikan penyebaran
virus mematikan.
Negara mengatakan kepada pengadilan bahwa China hampir kehilangan
ahli kesehatannya oleh Coronavirus, disinyalir setidaknya 20 petugas kesehatan
tertular virus tersebut setiap hari.
Negara berpendapat bahwa pasien coronavirus yang
dirawat di rumah sakit hanya memiliki kematian yang tertunda dan menginfeksi
banyak orang lain saat menerima perawatan di rumah sakit.
China telah dikritik karena pelanggaran HAM dan
organisasi mempertanyakan pendekatan China dalam menangani wabah Coronavirus
dan diyakini negara itu telah membunuh banyak pasien virus coronanya.
Negara tersebut menyebutkan dalam sebuah dokumen di
pengadilan bahwa negara cina dapat kehilangan seluruh warganya jika beberapa
pasien yang terkena dampak tidak mengorbankan nyawa mereka untuk menyelamatkan
pekerja kesehatan dan satu miliar lainnya karena tidak ada harapan yang
terlihat dalam perang melawan virus.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan perlu 1
miliar dolar untuk memerangi coronavirus di luar China.
Negara-negara di seluruh dunia mulai memutuskan
hubungan dengan China dan menarik warganya keluar dari wilayah Hubei yang
dilanda krisis, tempat virus itu muncul di kota Wuhan.
Sementara itu, Pemimpin Hong Kong hari ini mengadakan
konferensi pers di mana dia mengenakan masker dan mengatakan kota itu akan
menghentikan semua kereta api dan feri berkecepatan tinggi ke daratan,
mengurangi separuh jumlah penerbangan dan berhenti memberikan visa kepada
pengunjung dari China.
Tiga belas kasus di seluruh dunia telah mengkonfirmasi
bahwa coronavirus menyebar dari orang ke orang di luar China di antara
orang-orang yang belum mengunjungi negara itu (City News)
Sbb : City News
0 Please Share a Your Opinion.:
Diharap Memberi Komentar Yang Sopan & Santun
Terimakasih Atas Partisipasi Mengunjungi Web Kami