Sunday, July 06, 2025

Alumni Fakultas Pertanian UMI 87 Adakan Acara Menyambut Tahun Baru Hijriyah 1447

Alumni Fakultas Pertanian UMI 87 Adakan Acara Menyambut Tahun Baru Hijriyah 1447


Makassar, HR.ID Dalam rangka memperingat awal bulan Hijriyah 1 Muharram 1447 alumni Fakulatas pertanian Universitas Muslim Indonesia angkatan 1987 akan megadakan acara silaturrahmi

Ketua Alumni Faperta (Singaktan Fakultas Pertanian) 87 UMI Makassar, Ir. Muh. Dahlan Hafid mengisyaratkan bahwa kegiatan kali ini akan dilangsungkan disebuah Hotel. Namun untuk kepastian tempat belum ditetapkan.

“InsyaAllah, memperingati 1 Muharram 1447 akan kita laksanakan di Hotel,” ungkapnya.

Terkait nilai-nilai yang akan dambil hikmahnya dalam kegiata tersebut, berharap acara reuni bisa membawa almamater Universitas Muslim Indonesia khususnya Fakultas Pertanian kembali menjadi popular seperti sedia kala. Selain itu, diharapkan juga bahwa kegiatan ini bukan hanya menjaga tali silaturahmi, tetapi juga menguatkan rasa persatuan dan kekeluargaan yang sudah terjalin selama berpuluh tahun.

“Reuni bukan sekadar ajang temu sapa tetapi juga sebagai simbol kebersamaan, keterbukaan dengan kedekatan silaturahmi akan menjadi nilai yang harus dijunjung tinggi” kata Dahlan

Sementara itu, Koordinator acara menyambut 1 Muharram 1447 H, Ir Mulyadi bacri mengatakan, acara ini akan digelar pada 17 Muharram 1447 bertepatan hari Ahad 13 Juli 2025.

Terkait masalah pendanaan, Mulyadi memafarkan jika biaya untuk berlangsungnya acara tidak dibebankan kepada setiap alumni akan tetapi diharapkan kepada rekan sesama Almuni untuk berpatisipasi terkait masalah pendanaan.

“Kita buka list, dan siapapun para Alumni bisa menyumbangkan sedikit rezekinya, namun jika ada alumni yang belum sempat berpartisipasi tak ada masalah yang pasti diharapkan seluruh Alumni Faperta UMI 87 ditunggu kehadirannya, tanpa terkecuali. Demikian juga yang diundang nantinya agar senantiasa hadir dalam memberi support,”  jelas Mul panggilan singkat Mulyadi.   

Agenda yang digagas para alumni ini merupakan salah satu bentuk kecintaan para alumni terhadap almamaternya . ” Masih dalam rangka menyambut bulan Muharram, kita mengadakan halal bihalal dan reuni. Ini bentuk kecintaan alumni terhadap almamater,” save Mul.

Selain itu, kata Mul bahwa para Alumni angkatan 87 menyambut positif ide tersebut dan mereka akan mendukung sepenuhnya acara tersebut sebagai Merangkai Kisah Menjalin Silahturahmi dalam menyambut tahun baru 1447 Hijriyah ini.

” Saya yakin, para Alumi dan juga Civitas Akademika Fak. Pertanian UMI  mengapresiasi acara ini, dan akan mendukung sepenuhnya,” yakin Mul.

Untuk diketahui sebagaimana sejarah berdirinya Fakultas Pertanian UMI Makasssar yakni pada bulan Juli tahun 1987 dengan terdiri dari 3 Jurusan yakni, Jurusan Agronomi (Budidaya), Sosial Ekonomi Pertanian (Sosek) dan Jurusan Ilmu Tanah. Dan seiring berjalannya waktu pada tahun 2005 Fakultas Pertanian mengalami perubahan  menjadi dua jurusan yaitu Budidaya (Agronomi) dan Sosial Ekonomi Pertanian

Kini beberapa tahun terakhir Jurusan di Fakultas telah berganti dengan menyesuaikan kebutuhan teknologi pertanian masa kini yakni dengan mengerucut yang kemudian Pada Tahun 2007/2008 Fakultas Pertanian di Indonesia mengalami perubahan menjadi dua program studi yaitu Agroteknologi dan Agribisnis. Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia juga mengikuti perubahan tersebut. Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia terdiri dari dua program studi yaitu Program Studi Agroteknologi dan Program Studi Agribisnis yang tetap ada hingga saat ini.

Berdasarkan informasi yang berkembang, Fakul;tas Pertanian UMI untuk tahun akademik 2025/2026 kembali membuka satu jurusan baru yang mungkin akan menjadi Favorit yakni jurusan “Bioremediasi Lahan Taambang”

Pendaftaran UMI fakultar pertanian akan dibuka hingga Penerimaan Mahasiswa Baru Fakultas Pertanian dan Bioremediasi Lahan Tambang UMI hingga 14 Agustus 2025.

Ayo Daftarkan Diri Anda Segera…di Fakultas Pertanian UMI Makassar.


Red: (A. Hersandy)

 

Peran Wartawan,  Menyampaikan Fakta dan Profesional atau Cuan  ?

Peran Wartawan, Menyampaikan Fakta dan Profesional atau Cuan ?

 


Dalam era keterbukaan informasi dan arus digital yang begitu cepat, peran wartawan menjadi sangat strategis dalam menyampaikan fakta kepada publik.

Namun, menjadi seorang wartawan tidak cukup hanya bisa menulis dan menyebarkan informasi. Diperlukan sikap profesional yang mengedepankan etika jurnalistik, tanggung jawab sosial, dan integritas dalam setiap langkah pemberitaan.

Belakangan, muncul fenomena di mana suatu kasus yang semula ramai diberitakan, tiba-tiba menghilang dari pantauan publik tanpa kejelasan arah.

Istilah “Not Found 404” pun dijadikan analogi atas raibnya berita yang seharusnya menjadi sorotan publik.

Ini menjadi pertanyaan besar apakah wartawan yang memberitakan hal tersebut sudah menjalankan perannya secara profesional?

Salah satu persoalan klasik yang muncul adalah dilema antara menjadikan berita sebagai “berkas” atau “beras” istilah yang sering dipakai untuk menggambarkan apakah suatu berita dijadikan alat untuk penegakan hukum atau justru dijadikan alat untuk kepentingan tertentu.

Dua Pilihan dalam Pemberitaan Kasus :

1. Jika ingin dijadikan berkas (alat bukti atau rujukan hukum). Maka wartawan berhak dan wajib menyebarluaskan informasi tersebut kepada masyarakat, dengan data yang akurat dan sesuai kaidah hukum. Berita tersebut akan menjadi bagian dari kontrol sosial dan bentuk kontribusi pers terhadap keadilan.

2. Namun jika hanya ingin dijadikan “beras” (simbol dari mencari keuntungan atau kompromi tertentu). Maka berita tidak disebarluaskan, bahkan bisa sengaja ditahan atau dihilangkan. Ujungnya, masyarakat kehilangan hak atas informasi, dan wartawan kehilangan kepercayaan.

Ketika seorang wartawan tidak konsisten, tidak berani bersuara, atau bahkan terkesan “mengaburkan” fakta karena tekanan atau kepentingan tertentu, maka profesionalismenya patut dipertanyakan.

Wartawan sejati tidak akan bermain di wilayah abu-abu. Mereka paham bahwa tugas utama mereka adalah menyampaikan kebenaran, bukan menutupi atau menundukkan diri pada kepentingan apalagi hanya sekedar memburu cuan dari Fakta yang diberitakan untuk dihentikan.

Etika jurnalistik mengajarkan bahwa.

Wartawan harus jujur, berimbang, dan tidak menyalahgunakan profesi. Tidak memanfaatkan informasi untuk kepentingan pribadi. Bertanggung jawab atas setiap informasi yang disampaikan kepada publik. 

Menjadi wartawan bukan hanya soal mengejar berita tercepat, tapi bagaimana menjaga integritas dalam menyampaikan kebenaran. Jika berita hanya digunakan untuk mencari keuntungan sesaat, lalu diiming imingi cuan dan kasus yang penting menghilang begitu saja seperti “Not Found 404”, maka itu adalah cerminan dari ketidakprofesionalan.

Wartawan profesional adalah mereka yang tetap berdiri tegak di atas fakta dan kepentingan publik, meski godaan dan tekanan datang dari berbagai arah.  


Red (Imam Sudrajat)

Thursday, June 05, 2025

Polres Nganjuk Ancam Menindak Tegas Kendaraan yang Over dimension Over Lod  (ODO)

Polres Nganjuk Ancam Menindak Tegas Kendaraan yang Over dimension Over Lod (ODO)

 

Nganjuk, H-R.Id.  Polres Nganjuk melalui Satlantas Polres Kota Nganjuk sedang melaksanakan sosialisasi over dimension dan over loading untuk kendaraan barang, pada Rabu, 4/6/2025 dan mengancam akan menindak tegas kendaraan yang melanggar aturan kapasitas barang angkutan.

Hal itu disampaikan saat sosialisasi yang dilaksanakan di jalan dengan bersentuhan langsung ke pengemudi yang kedapatan menggunakan kendaraan dengan angkutan barang tidak sesuai dengan aturan semestinya yaitu over dimension dan over load (ODOL). Pihak Satantas Polres Nganjuk juga langsung datang ke pengusaha armada truck untuk cek langsung armadanya.

Pihak berwajib dalam hal ini Kasatlantas Nganjuk, AKP Ivan mengatakan bahwa dalam tahab sosialisasi ini diharapkan pengusaha memahami akan bahaya jika kendaraan miliknya kelebihan muatan atau over dimension. Olehnya itu, kedepan saat operasi patuh yang akan dilaksanakan bulan Juli mendatang pihaknya tak segan segan lagi menindak oknum pelanggar tersebut berupa denda tilang.

Polisi juga mengungkapkan bahwa kendaraan yang kelebihan dimensi dan muatan atau over dimension over load (ODOL) sering kali menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan raya, khususnya di Kab. Nganjuk.

“Hal lain yang penting yang harus diketahui oleh masyarakat bahwa sebagian kecelakaan terjadi karena kendaraan yang over dimensi dan over loading,” kata Ivan melalui keterangannya, Kamis (05/06/25) pagi.

Ivan juga menyampaikan, kendati secara tidak langsung menyebabkan kecelakaan lalu lintas, kendaraan yang kelebihan dimensi dan muatan menimbulkan jalanan yang bergelombang, sehingga, menurut nya hal inilah yang menjadi sumber awal terjadinya kecelakaan lalu lintas.

“Memang secara langsung kasus karena kendaraan odol kurang, namun demikian harus kita pahami akibat dari itu (kendaraan odol), akan menyebabkan jalanan bergelombang bahkan rusak hingga menjadi lokasi rawan kecelakaan lalu lintas,” lanjutnya.

Ivan mengaku jika pihaknya pun telah melakukan pengecekan serta pemantauan sejumlah jalan yang bergelombang terutama di jalur lintas Propinsi.

Kata Ivan. “Temuan kita beberapa waktu lalu diawal bulan Mei, ada beberapa kondisi jalan yang memang bergelombang, makanya ini jadi atensi kita, untuk selanjutnya kita koordinasikan dengan instansi lainnya terkait temuan ini.”

Lebih lanjut, Ivan menyebutkan dalam waktu dekat Korlantas Polri dan jajaran akan memulai pencanangan menuju zero over dimensi dan over loading (odol). Ini juga akan dilakukan seluruh jajaran Lalu Lintas termasuk di Polda Jawa Timur dengan dimulai tahap sosialisasi terlebih dahulu.

“Sudah mulai sejak 1 Juni kemarin, sesuai arahan dan rujukan dari Korlantas Polri mencanangkan menuju Indonesia zero Over Dimensi dan Over Loading (ODOL),” tutupya.

 

Red: ( Ardela, Arif, Ria }

Sunday, May 18, 2025

Pengganti Megawati Diumumkan, Kapten Tim Red Sparks Merasa Kecewa

Pengganti Megawati Diumumkan, Kapten Tim Red Sparks Merasa Kecewa

 

Korsel, HR.ID - Yeum Hye-seon nenberi kabar mengejutkan, sang kancah voli Korea Selatan yang juga sebagai kapten Red Sparks kali ini bukan soal hasil pertandingan atau rekor transfer. Setter andalan yang selama ini dikenal tenang dan diplomatis, kini tampil berbeda: lantang, emosional, dan tanpa basa-basi. 

Sesaat setelah Elisa Zanet, pemain asal Italia yang baru saja diumumkan sebagai pengganti Megawati Hangestri Pertiwi di posisi opposite utama Red Sparks, iapun lantang membuat pernyataan.

Dalam sebuah wawancara 17 Mei 2025 yang kini viral di media sosial Korea, Hye-seon menyatakan dengan gamblang:

Bahwa megawati sulit tergantikan apalagi sang pengganti tidak tidaklah selevel.

“Megawati bukan sekadar pemain. Dia adalah jiwa Red Sparks. Tak ada yang bisa menggantikannya. Tidak sekarang, tidak nanti. Elisa Zanet, dia tidak berada di level yang sama.”

Pernyataan tersebut ada indikasi bukan sekadar kritikan. Ada sinyal penolakan dan Ini sebuah ungkapan kekecewaan .

Sebagai kapten yang telah menjalin chemistry luar biasa dengan Megawati selama dua musim, Yeum Hye-seon tampaknya belum siap menerima kenyataan bahwa era Megawati di Red Sparks telah berakhir.

Kedekatan mereka bukan hanya terbentuk di lapangan, tapi juga di luar pertandingan. Hye-seon bahkan mengaku masih rutin mengirim pesan kepada Mega—menanyakan kabar, atau sekadar mengungkapkan rasa rindu.

 “Saya bilang padanya, ‘Kapan kamu kembali, Karena tim ini tidak pernah sama tanpamu,”kata Yeum Hye-seon melalu media The Sports Times

Suatu ketegangan yang memuncak ini ketika pelatih Koh Hee-jin secara resmi memperkenalkan Elisa Zanet sebagai bagian dari skuad. Momen yang seharusnya menjadi awal dari babak baru justru ditandai absennya dua sosok penting: Yeum Hye-seon dan libero Nohran. Keduanya terlihat di sebuah kafe bersama beberapa pemain senior lainnya, masih mengenakan jaket tim namun dengan ekspresi yang dingin.

Aksi diam ini pun memunculkan spekulasi. Apakah ini bentuk protes Atau sinyal bahwa kepercayaan terhadap arah baru tim mulai luntur.

 “Kami tak ingin menjadi bagian dari sesuatu yang kami sendiri tidak percayai,” ujar salah satu pemain.

Selain itu, media Korea itu semakin memberi sorotan tajam yang mengarah ke manajemen tim yang bahkan menyebut keputusan menggantikan trio legendaris, Megawati, Vanja Bukilic, dan Pyo Seung-ju—sebagai langkah yang sembrono.

Padahal pelatih Koh Hee-jin sudah mencoba meyakinkan publik bahwa trio pengganti Elisa Zanet, Wipawee Srithong, dan Park Eun-jin akan membawa era baru Red Sparks. Namun bukan sambutan hangat yang datang, melainkan badai keraguan.

“Red Sparks kehilangan kekuatan intinya. Mengganti mereka dengan pemain yang belum teruji bukanlah transisi ini adalah perjudian berisiko.” Sorot media itu.

Ini bukan sekadar soal posisi, statistik, atau strategi. Ini soal kepercayaan, kebersamaan, dan ikatan yang dibangun perlahan namun hancur dalam sekejap oleh keputusan manajemen.

Kini Red Sparks berada di persimpangan. Mampukah mereka membangun kembali soliditas tim? Ataukah bayang-bayang Megawati akan terus membayangi, menyulitkan regenerasi, dan mengguncang fondasi tim?

Zanet belum pernah bermain di Liga Korea, Wipawee memiliki riwayat cedera, dan meski Park Eun-jin menjanjikan, banyak pihak menilai ia belum siap mengemban tanggung jawab sebesar itu.

Simbol kehilangan juga terlihat dari nomor punggung. Angkaq 8, yang selama dua musim terakhir dikenakan Megawati dan telah menjadi ikon dirinya di Red Sparks, hingga kini belum disentuh siapa pun. Seolah menegaskan: secara fisik Megawati mungkin telah pergi, tapi auranya masih menyelimuti tim.

“Saya tidak menolak Elisa karena dia pemain asing. Tapi karena dia datang menggantikan sosok yang tak tergantikan.” Tutup Yeum Hye-seon dalam wawancara itu.

Bagi Yeum Hye-seon dan banyak penggemar Red Sparks lainnya, nama Megawati Hangestri Pertiwi akan selalu abadi, takkan tergantikan, tak terlupakan selamanya.

 

Red: (MHR)

Wednesday, May 14, 2025

Pengakuan Kasmujo Bahwa Dirinya Masih Asisten Dosen di UGM tahun 1985 dan Bukan Pembimbing Skripsi Jokowi

Pengakuan Kasmujo Bahwa Dirinya Masih Asisten Dosen di UGM tahun 1985 dan Bukan Pembimbing Skripsi Jokowi

 


Yogyakarta, HR.ID
– Jokowi mengunjungi Kasmujio dikediamannya melakukan kunjungan ke rumah pada hari Selasa (13/5/25) di Pagung Kidul, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman.

Kasmujo yang diklaim sebagai pembimbimbing skripsi Jokowi yang ditemui awak media sehari setelah pertemuannya dengan Jokowi mengaku jika obrolannya pada pagi kemarin sama sekali tak menyinggung soal ijazah dan polemiknya.

Jokowi juga disebut tak menyinggung soal gugatan yang belakangan dilayangkan ke Pengadilan Negeri Sleman dan masih terkait polemik ijazah. Kasmudjo masuk dalam salah satu daftar tergugat bersama rektor, empat wakil rektor, serta dekan juga kepala Perpustakaan Fakultas Kehutanan UGM.

Kasmudjo memberikan penjelasan bahwa pertemuan itu adalah pertemuan mereka pertama setelah sekian tahun. Jokowi datang ke rumahnya dan keduanya berbincang selama kurang lebih 45 menit.

Selama itu pula, klaim Kasmudjo, Jokowi juga tak membawa topik menyangkut polemik ijazah sarjana Fakultas Kehutanan yang dikeluarkan oleh UGM.

"Enggak, enggak. Sama sekali (tidak diperbincangkan)," kata Kasmudjo saat ditemui di kediamannya, Pogung, Mlati, Sleman, DIY, Rabu (14/5/25) sore yang dikutif dari berita CNN Indonesia Rabu, 14 Mei 2025 18:18 WIB

Lagipula, kata Kasmudjo, dirinya sama sekali tak tahu menahu perihal ijazah sarjana Jokowi yang belakangan ramai disorot dan dituding palsu. Ia turut meluruskan bahwa dirinya bukanlah dosen pembimbing skripsi Jokowi.

"Mengenai ijazah, saya paling tidak bisa cerita karena saya tidak membimbing (skripsi), tidak mengetahui, tidak ada prosesnya, karena pembimbingnya itu Prof. Sumitro. Pembantunya dan yang nguji ada sendiri, jadi kalau mengenai (tuduhan) ijazah sampai palsu itu saya tidak bisa sama sekali cerita," bebernya.

"Dan saya sama sekali belum pernah melihat ijazahnya itu seperti apa, ya saya mau ngomong apa," sambung Kasmudjo.

Kasmudjo pun menegaskan bahwa kunjungan Jokowi ke kediamannya kemarin hanya sebatas urusan silaturahmi. Sosok mantan wali Kota Solo itu memang pernah berjanji untuk mampir ke rumah Kasmudjo.

Kasmudjo bilang, saat Jokowi kuliah, dirinya masih sebagai dosen golongan IIIb atau asisten dosen, sehingga belum boleh mengajar langsung dan hanya diperkenankan memberikan pendampingan kepada mahasiswa. Baru tahun 1986 dia naik jadi golongan IIIc.

"Saya mulai ngajar itu mungkin setelah IIId atau mungkin ke IVa, itu mungkin karena saya punya sebagai ketua laboratorium sendiri, yaitu yang berkaitan dengan non kayu dan mebel, saya ngajar di situ. Artinya produk-produk hutan yang selain dari kayu dan mebel," paparnya.

Jokowi sebelumnya mengunjungi kediaman Kasmudjo yang disebut-sebut sebagai dosen pembimbingnya saat berkuliah di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), pada Selasa (13/6) kemarin.

Kunjungan itu dilakukan dan turut diunggah Jokowi di akun Instagram @Jokowi saat isu ijazah palsu lulusan UGM mencuat dan sedang berproses secara hukum.

Dalam unggahan tersebut tampak Jokowi masuk ke dalam kediaman Kasmudjo dan kemudian berbincang hangat dengan dosen yang kini berusia 75 tahun itu.

Sementara, kubu Jokowi juga mengadukan beberapa pihak yang mempermasalahkan ijazahnya. Laporan antara lain dilayangkan di Polda Metro Jaya, Semarang, Solo hingga Sleman.

Tangkapan Layar Video Saat Pengakuan Jokowi Jika Kasmujo Adalah Pembimbing Skripsinya

"Hari ini, saya berkunjung untuk bersilaturahmi dengan Dosen Pembimbing Akademik saat kuliah di Fakultas Kehutanan UGM, Bapak Ir. Kasmudjo. Di usia 75 tahun, beliau masih sehat dan penuh semangat. Semoga Allah SWT senantiasa memberi kesehatan dan kekuatan kepada beliau," tulis Jokowi.

Sebagaiman diketahui Video pengakuan Jokowi yang mengatakan bahwa Kamujo adalah pembiimbing Skripsinya sejak Desember 2017 telah ttrersebar luas di media sosial bahkan dimedia online telah mengunggahnya di Youtube. Hal inilah yangt menjadi tanda tanya sebagian masdyarakat Indonesia yang mempertanyakan kebenaran jika Kasmujo adalah benar pembimbing skripsi Jokowi. Hal ini tak bisa dibantah karena pernyataan Jokowi tersebut telah piral dan menjadi jejak digital hingga kini, 


Red: (Andi)

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20250514170557-20-1229157/kasmudjo-tak-cerita-ijazah-jokowi-saya-sama-sekali-belum-pernah-lihat

Hukum

Kesehatan

»

Serba Serbi