Ketua
Alumni Faperta (Singaktan Fakultas Pertanian) 87 UMI Makassar, Ir. Muh. Dahlan
Hafid mengisyaratkan bahwa kegiatan kali ini akan dilangsungkan disebuah Hotel.
Namun untuk kepastian tempat belum ditetapkan.
“InsyaAllah,
memperingati 1 Muharram 1447 akan kita laksanakan di Hotel,” ungkapnya.
Terkait
nilai-nilai yang akan dambil hikmahnya dalam kegiata tersebut, berharap acara
reuni bisa membawa almamater Universitas Muslim Indonesia khususnya Fakultas
Pertanian kembali menjadi popular seperti sedia kala. Selain itu, diharapkan
juga bahwa kegiatan ini bukan hanya menjaga tali silaturahmi, tetapi juga
menguatkan rasa persatuan dan kekeluargaan yang sudah terjalin selama berpuluh
tahun.
“Reuni bukan
sekadar ajang temu sapa tetapi juga sebagai simbol kebersamaan, keterbukaan
dengan kedekatan silaturahmi akan menjadi nilai yang harus dijunjung tinggi”
kata Dahlan
Sementara
itu, Koordinator acara menyambut 1 Muharram 1447 H, Ir Mulyadi Bacrain mengatakan,
acara ini akan digelar pada 17 Muharram 1447 bertepatan hari Ahad 13
Juli 2025.
Terkait
masalah pendanaan, Mulyadi memafarkan jika biaya untuk berlangsungnya acara
tidak dibebankan kepada setiap alumni akan tetapi diharapkan kepada
rekan sesama Almuni untuk berpatisipasi terkait masalah pendanaan.
“Kita buka
list, dan siapapun para Alumni bisa menyumbangkan sedikit rezekinya, namun jika
ada alumni yang belum sempat berpartisipasi tak ada masalah yang pasti
diharapkan seluruh Alumni Faperta UMI 87 ditunggu kehadirannya, tanpa
terkecuali. Demikian juga yang diundang nantinya agar senantiasa hadir dalam
memberi support,” jelas Mul panggilan
singkat Mulyadi.
Agenda yang digagas para alumni ini merupakan salah satu bentuk kecintaan para alumni terhadap almamaternya . ” Masih dalam rangka menyambut bulan Muharram, kita mengadakan halal bihalal dan reuni. Ini bentuk kecintaan alumni terhadap almamater,” save Mul.
Selain itu,
kata Mul bahwa para Alumni angkatan 87 menyambut positif ide tersebut dan mereka
akan mendukung sepenuhnya acara tersebut sebagai Merangkai Kisah Menjalin
Silahturahmi dalam menyambut tahun baru 1447 Hijriyah ini.
” Saya
yakin, para Alumi dan juga Civitas Akademika Fak. Pertanian UMI mengapresiasi acara ini, dan akan mendukung
sepenuhnya,” yakin Mul.
Untuk
diketahui sebagaimana sejarah berdirinya Fakultas Pertanian UMI Makasssar yakni
pada bulan Juli tahun 1987 dengan terdiri dari 3 Jurusan yakni, Jurusan
Agronomi (Budidaya), Sosial Ekonomi Pertanian (Sosek) dan Jurusan Ilmu Tanah.
Dan seiring berjalannya waktu pada tahun 2005 Fakultas Pertanian mengalami
perubahan menjadi dua jurusan yaitu
Budidaya (Agronomi) dan Sosial Ekonomi Pertanian
Kini beberapa
tahun terakhir Jurusan di Fakultas telah berganti dengan menyesuaikan kebutuhan
teknologi pertanian masa kini yakni dengan mengerucut yang kemudian Pada Tahun
2007/2008 Fakultas Pertanian di Indonesia mengalami perubahan menjadi dua
program studi yaitu Agroteknologi dan Agribisnis. Fakultas Pertanian
Universitas Muslim Indonesia juga mengikuti perubahan tersebut. Fakultas
Pertanian Universitas Muslim Indonesia terdiri dari dua program studi yaitu
Program Studi Agroteknologi dan Program Studi Agribisnis yang tetap ada hingga
saat ini.
Berdasarkan
informasi yang berkembang, Fakul;tas Pertanian UMI untuk tahun akademik
2025/2026 kembali membuka satu jurusan baru yang mungkin akan menjadi Favorit
yakni jurusan “Bioremediasi Lahan Taambang”
Pendaftaran
UMI fakultar pertanian akan dibuka hingga Penerimaan Mahasiswa Baru Fakultas
Pertanian dan Bioremediasi Lahan Tambang UMI hingga 14 Agustus 2025.
Ayo
Daftarkan Diri Anda Segera…di Fakultas Pertanian UMI Makassar.
Red: (A. Hersandy)
Dalam era keterbukaan informasi dan arus digital yang begitu cepat, peran wartawan menjadi sangat strategis dalam menyampaikan fakta kepada publik.
Namun, menjadi seorang wartawan tidak cukup hanya bisa menulis dan menyebarkan informasi. Diperlukan sikap profesional yang mengedepankan etika jurnalistik, tanggung jawab sosial, dan integritas dalam setiap langkah pemberitaan.
Belakangan, muncul fenomena di mana suatu kasus yang semula ramai diberitakan, tiba-tiba menghilang dari pantauan publik tanpa kejelasan arah.
Istilah “Not Found 404” pun dijadikan analogi atas raibnya berita yang seharusnya menjadi sorotan publik.
Ini menjadi pertanyaan besar apakah wartawan yang memberitakan hal tersebut sudah menjalankan perannya secara profesional?
Salah satu persoalan klasik yang muncul adalah dilema antara menjadikan berita sebagai “berkas” atau “beras” istilah yang sering dipakai untuk menggambarkan apakah suatu berita dijadikan alat untuk penegakan hukum atau justru dijadikan alat untuk kepentingan tertentu.
Dua Pilihan dalam Pemberitaan Kasus :
1. Jika ingin dijadikan berkas (alat bukti atau rujukan hukum). Maka wartawan berhak dan wajib menyebarluaskan informasi tersebut kepada masyarakat, dengan data yang akurat dan sesuai kaidah hukum. Berita tersebut akan menjadi bagian dari kontrol sosial dan bentuk kontribusi pers terhadap keadilan.
2. Namun jika hanya ingin dijadikan “beras” (simbol dari mencari keuntungan atau kompromi tertentu). Maka berita tidak disebarluaskan, bahkan bisa sengaja ditahan atau dihilangkan. Ujungnya, masyarakat kehilangan hak atas informasi, dan wartawan kehilangan kepercayaan.
Ketika seorang wartawan tidak konsisten, tidak berani bersuara, atau bahkan terkesan “mengaburkan” fakta karena tekanan atau kepentingan tertentu, maka profesionalismenya patut dipertanyakan.
Wartawan sejati tidak akan bermain di wilayah abu-abu. Mereka paham bahwa tugas utama mereka adalah menyampaikan kebenaran, bukan menutupi atau menundukkan diri pada kepentingan apalagi hanya sekedar memburu cuan dari Fakta yang diberitakan untuk dihentikan.
Etika jurnalistik mengajarkan bahwa.
Wartawan harus jujur, berimbang, dan tidak menyalahgunakan profesi. Tidak memanfaatkan informasi untuk kepentingan pribadi. Bertanggung jawab atas setiap informasi yang disampaikan kepada publik.
Menjadi wartawan bukan hanya soal mengejar berita tercepat, tapi bagaimana menjaga integritas dalam menyampaikan kebenaran. Jika berita hanya digunakan untuk mencari keuntungan sesaat, lalu diiming imingi cuan dan kasus yang penting menghilang begitu saja seperti “Not Found 404”, maka itu adalah cerminan dari ketidakprofesionalan.
Wartawan profesional adalah mereka yang tetap berdiri tegak di atas fakta dan kepentingan publik, meski godaan dan tekanan datang dari berbagai arah.
Red (Imam Sudrajat)
Nganjuk, H-R.Id. Polres Nganjuk melalui Satlantas Polres Kota Nganjuk sedang melaksanakan sosialisasi
over dimension dan over loading untuk kendaraan barang, pada Rabu, 4/6/2025 dan mengancam akan menindak tegas kendaraan yang melanggar aturan kapasitas barang angkutan.
Hal itu disampaikan saat sosialisasi yang dilaksanakan di jalan dengan bersentuhan langsung ke pengemudi yang kedapatan menggunakan kendaraan dengan angkutan barang tidak sesuai dengan aturan semestinya yaitu over dimension dan over load (ODOL). Pihak Satantas Polres Nganjuk juga langsung datang ke pengusaha armada truck untuk cek langsung armadanya.
Pihak
berwajib dalam hal ini Kasatlantas Nganjuk, AKP Ivan mengatakan bahwa dalam
tahab sosialisasi ini diharapkan pengusaha memahami akan bahaya jika kendaraan
miliknya kelebihan muatan atau over dimension. Olehnya itu, kedepan saat
operasi patuh yang akan dilaksanakan bulan Juli mendatang pihaknya tak segan
segan lagi menindak oknum pelanggar tersebut berupa denda tilang.
Polisi juga
mengungkapkan bahwa kendaraan yang kelebihan dimensi dan muatan atau over
dimension over load (ODOL) sering kali menjadi salah satu penyebab terjadinya
kecelakaan lalu lintas di jalan raya, khususnya di Kab. Nganjuk.
“Hal lain
yang penting yang harus diketahui oleh masyarakat bahwa sebagian kecelakaan
terjadi karena kendaraan yang over dimensi dan over loading,” kata Ivan melalui
keterangannya, Kamis (05/06/25) pagi.
Ivan juga
menyampaikan, kendati secara tidak langsung menyebabkan kecelakaan lalu lintas,
kendaraan yang kelebihan dimensi dan muatan menimbulkan jalanan yang
bergelombang, sehingga, menurut nya hal inilah yang menjadi sumber awal terjadinya
kecelakaan lalu lintas.
“Memang secara langsung kasus karena kendaraan odol kurang, namun demikian harus kita pahami akibat dari itu (kendaraan odol), akan menyebabkan jalanan bergelombang bahkan rusak hingga menjadi lokasi rawan kecelakaan lalu lintas,” lanjutnya.
Ivan mengaku
jika pihaknya pun telah melakukan pengecekan serta pemantauan sejumlah jalan
yang bergelombang terutama di jalur lintas Propinsi.
Kata Ivan. “Temuan
kita beberapa waktu lalu diawal bulan Mei, ada beberapa kondisi jalan yang
memang bergelombang, makanya ini jadi atensi kita, untuk selanjutnya kita
koordinasikan dengan instansi lainnya terkait temuan ini.”
Lebih
lanjut, Ivan menyebutkan dalam waktu dekat Korlantas Polri dan jajaran akan
memulai pencanangan menuju zero over dimensi dan over loading (odol). Ini juga
akan dilakukan seluruh jajaran Lalu Lintas termasuk di Polda Jawa Timur dengan
dimulai tahap sosialisasi terlebih dahulu.
“Sudah mulai
sejak 1 Juni kemarin, sesuai arahan dan rujukan dari Korlantas Polri
mencanangkan menuju Indonesia zero Over Dimensi dan Over Loading (ODOL),” tutupya.
Red: ( Ardela, Arif, Ria }
Korsel, HR.ID - Yeum Hye-seon nenberi kabar mengejutkan, sang kancah voli Korea Selatan yang juga sebagai kapten Red Sparks kali ini bukan soal hasil pertandingan atau rekor transfer. Setter andalan yang selama ini dikenal tenang dan diplomatis, kini tampil berbeda: lantang, emosional, dan tanpa basa-basi.
Sesaat
setelah Elisa Zanet, pemain asal Italia yang baru saja diumumkan sebagai
pengganti Megawati Hangestri Pertiwi di posisi opposite utama Red Sparks, iapun
lantang membuat pernyataan.
Dalam sebuah
wawancara 17 Mei 2025 yang kini viral di media sosial Korea, Hye-seon menyatakan dengan
gamblang:
Bahwa megawati
sulit tergantikan apalagi sang pengganti tidak tidaklah selevel.
“Megawati
bukan sekadar pemain. Dia adalah jiwa Red Sparks. Tak ada yang bisa
menggantikannya. Tidak sekarang, tidak nanti. Elisa Zanet, dia tidak berada di level yang sama.”
Pernyataan
tersebut ada indikasi bukan sekadar kritikan. Ada sinyal penolakan dan Ini
sebuah ungkapan kekecewaan .
Sebagai
kapten yang telah menjalin chemistry luar biasa dengan Megawati selama dua
musim, Yeum Hye-seon tampaknya belum siap menerima kenyataan bahwa era Megawati
di Red Sparks telah berakhir.
Kedekatan
mereka bukan hanya terbentuk di lapangan, tapi juga di luar pertandingan.
Hye-seon bahkan mengaku masih rutin mengirim pesan kepada Mega—menanyakan
kabar, atau sekadar mengungkapkan rasa rindu.
“Saya bilang padanya, ‘Kapan kamu kembali, Karena
tim ini tidak pernah sama tanpamu,”kata Yeum Hye-seon melalu media The Sports
Times
Suatu ketegangan
yang memuncak ini ketika pelatih Koh Hee-jin secara resmi memperkenalkan Elisa
Zanet sebagai bagian dari skuad. Momen yang seharusnya menjadi awal dari babak
baru justru ditandai absennya dua sosok penting: Yeum Hye-seon dan libero
Nohran. Keduanya terlihat di sebuah kafe bersama beberapa pemain senior lainnya,
masih mengenakan jaket tim namun dengan ekspresi yang dingin.
Aksi diam
ini pun memunculkan spekulasi. Apakah ini bentuk protes Atau sinyal bahwa
kepercayaan terhadap arah baru tim mulai luntur.
“Kami tak ingin menjadi bagian dari sesuatu
yang kami sendiri tidak percayai,” ujar salah satu pemain.
Selain itu,
media Korea itu semakin memberi sorotan tajam yang mengarah ke manajemen tim
yang bahkan menyebut keputusan menggantikan trio legendaris, Megawati, Vanja
Bukilic, dan Pyo Seung-ju—sebagai langkah yang sembrono.
Padahal pelatih
Koh Hee-jin sudah mencoba meyakinkan publik bahwa trio pengganti Elisa Zanet,
Wipawee Srithong, dan Park Eun-jin akan membawa era baru Red Sparks. Namun
bukan sambutan hangat yang datang, melainkan badai keraguan.
“Red Sparks
kehilangan kekuatan intinya. Mengganti mereka dengan pemain yang belum teruji
bukanlah transisi ini adalah perjudian berisiko.” Sorot media itu.
Ini bukan
sekadar soal posisi, statistik, atau strategi. Ini soal kepercayaan,
kebersamaan, dan ikatan yang dibangun perlahan namun hancur dalam sekejap oleh
keputusan manajemen.
Kini Red
Sparks berada di persimpangan. Mampukah mereka membangun kembali soliditas tim?
Ataukah bayang-bayang Megawati akan terus membayangi, menyulitkan regenerasi,
dan mengguncang fondasi tim?
Zanet belum
pernah bermain di Liga Korea, Wipawee memiliki riwayat cedera, dan meski Park
Eun-jin menjanjikan, banyak pihak menilai ia belum siap mengemban tanggung
jawab sebesar itu.
Simbol
kehilangan juga terlihat dari nomor punggung. Angkaq 8, yang selama dua musim
terakhir dikenakan Megawati dan telah menjadi ikon dirinya di Red Sparks,
hingga kini belum disentuh siapa pun. Seolah menegaskan: secara fisik Megawati
mungkin telah pergi, tapi auranya masih menyelimuti tim.
“Saya tidak
menolak Elisa karena dia pemain asing. Tapi karena dia datang menggantikan
sosok yang tak tergantikan.” Tutup Yeum Hye-seon dalam wawancara itu.
Bagi Yeum
Hye-seon dan banyak penggemar Red Sparks lainnya, nama Megawati Hangestri
Pertiwi akan selalu abadi, takkan tergantikan, tak terlupakan selamanya.
Red: (MHR)
Mojokerto, H-R.id , HarapanRakyat-Kejahatan seksual terhadap anak-anak di Indonesia masih terhitung tinggi. Kejahatan yang menjadikan ana...