Tuesday, May 19, 2020

Pemerintah Semau Mereka, Pengorbanan Paramedis Sebagai Garda Terdepan Melawan Covid-19 Seperti Sia-sia


HR.Id - Pemerintah Sulsel melonggarkan pembatasan penanganan pandemi covid-19 dengan membiarkan toko berkaryawan banyak termasuk Mall untuk melakukan aktivitas perdagangan secara umum dan massal, padahal Penularan virus corona baru alias covid-19 di Sulsel tidak menunjukkan tanda-tanda mereda. Bahkan, per hari ini Senin (18/5/20), total pasien positif virus corona sudah melebihi angka Seribu orang.

Laporan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Sulsel menuliskan adanya tambahan 66 kasus baru. Sehingga total pasien positif terjangkit covid-19 di wilayah sulsel mencapai 1.017 orang.

Masih merujuk data yang sama, Sulsel juga melaporkan peningkatan angka kesembuhan dan angka kematian. Pasien sembuh bertambah 18 menjadi 337 orang. Sedangkan pasien meninggal bertambah dua menjadi 55 orang.

Sejak merebaknya pandemi covid-19 hingga kini, Sulsel selalu menjadi yang terbesar diluar jawa dan sejauh ini masih tercatat sebagai provinsi di luar Pulau Jawa dengan kasus covid-19 tertinggi. Secara nasional, Sulsel bahkan masuk lima besar. Di bawah DKI Jakarta (6.059), Jatim (2.296), Jabar (1.677) dan Jateng (1.165)  

Berbagai tanggapan menyangkut adanya pelonggaran dimasa PSBB yang dilakukan oleh pihak Pemerintaha Sulawesi selatan sehingga PJ Walikota yang menggantikan Iqbal Shuaeb merasa perlu mengikuti arahan Gubernur dimana telah melonggarkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hal tersebut bisa dilihat dari mulai ramainya sejumlah pusat perbelanjaan yang ada di Kota Makassar.

Keputusan ini sungguh diluar nalar yang mengundang keprihatinan dari pemerhati pandemic covid-19 serta para tenaga medis yang selama ini telah turut aktif  dalam penanganan pendemi tersebut

Bahkan curhat tenaga medis mengatakan jika Pengorbanan mereka sebagai garda terdepan melawan Covid-19 seperti sia-sia. Apalagi, sudah banyak tenaga medis yang meninggal dunia akibat terjangkit virus ini.

Hal ini diungkapkan Pada acara live streaming KataNone yang dipandu Irman Yasin Limpo, malam 18 mei 2020, Dua tenaga medis yang akhirnya harus berstatus positif Covid-19, angkat bicara. Keduanya adalah perawat yang bekerja di salah satu rumah sakit besar di Makassar, dan kini menjalani proses karantina.

Mereka berharap agar pemerintah berlaku tegas, sehingga mata rantai penyebaran Covid-19 ini bisa diputus. mereka sangat menyayangkan sikap Pemkot Makassar yang seakan melonggarkan aturan PSBB.
“Jadi, tolonglah. Kami juga punya keluarga. Berapa banyak lagi tenaga medis yang harus jadi korban supaya kita semua bisa sadar,” ujarnya

Dalam curhanya ia pula mengungkap jika di rumah sakit tempatnya bekerja, total ada enam tenaga medis yang terpapar Covid-19.

Menaggapi hal tersebut, Pemimpin redaksi  Tabloid Media Harapan Rakyat mengatakan jika semestinya pemerintah Sulsel dan Makassar Khususnya tidak hanya mementingkan Ekonomi orang-orang Gede, mereka juga harus melihat kondisi tenaga medis yang terus bekerja siang dan malam tanpa lelah dengan APD nya.  Mereka itu pasti ingin secepatnya terlepas dari penanganan musibah wabah virus SAR CoV2.

“Saya heran, kenapa pemerintah kita seperti itu, seakan berbuat terserah apa maunya, mereka seakan tidak peduli dengan kerja tenaga medis untuk menangani pasien Positif Covid-19 yang tiap hari semakin bertambah,” kata Andi Ms Hersandy (18/5/20) di kab. Bone

Jurnalis senior ini juga mengungkapkan jika dirinya telah lama mengikuti anjuran PSBB untuk tidak melakukan aktivitas yang tidak diperbolehkan selama masa PSBB, namun ia merasa aneh jika pemerintah tiba-tiba melakukan langkah diluar nalar.

“Ini langkah yang sangat sia-sia, pemerintah seakan tak peduli lagi berapa banyak korban berjatuhan rakyatnya sementara tenaga medis jumlahnya sangat terbatas, kasihan tenaga medis,” katanya

Ia menyebutkan apresiasi diberikan kepada mantan pejabat Walikota Makassar, Iqbal Shuaeb yang telah menerbitkan perwali 22 yang dilaksanakan selama Dua pekan lamanya, meski banyak yang tidak suka dengan tindakan Satpol PP nya namun itu adalah untuk masyarakat semuanya agar pandemi ini cepat berlalu dan kita semuanya bisa beraktifitas seperti sedia kala.

“Ini kan ada dua pilihan, mau ikuti aturan ketat atau mau berlama-lama dengan Corona.  Saya sendiri akan memilih aturan yang sangat ketat agar pandemi corona virus ini cepat berlalu,“ katanya lagi

Andi mengaku sudah Dua Bulan lamanya tidak melakukan aktivitas rutinnya sebagai konsultan dan jasa dibidang IT.  Andi merasa sangat terdampak pada pandemi tersebut dimana sudah dua bulan lamanya pula tidak mendapatkan uang dari hasil kerjanya.  Ia mengaku sangat kecewa karena ia telah mengorbankan waktu selama itu namun pemerintah seakan tak peduli lagi dan hanya bekerja semau mereka, ia mengaku sepengetahuannya banyak masyarakat yang menganggap remeh wabah ini.

"Masyarakat banyak juga yang menganggap remeh wabah ini, karena mereka belum tahu.  Tapi setelah mereka terjangkit, entah apa yang mereka akan katakan," ungkapnya

Selain itu sebagai Ketua DPC salah satu Organisasi Islam nasional, Andi Ms Hesandy juga turut prihatin akan kondisi jamaah ummat Muslim, dimana ulama-ulama MUI dan lainnya telah menyarankan ummatnya untuk sementara waktu tidak melaksanakan sholat berjamaah di Masjid sementara pemerintah sendiri telah melonggarkan aktivitas perdagangan non sembako.

“Ini kontra diktif, Sholat Berjamaah dilarang sementara aktivitas perbelanjaan di Mall yang mengundang kerumunan banyak orang justru di bebaskan,” ungkap Andi Ms Hersandy   

Mantan Aktivis UMI Makassar ini mengaku jika dirinya sudah beberapa waktu tidak melaksanakan Sholat Jumat oleh karena ingin mematuhi Ulama dan juga pemerintah, akan tetapi dirinya merasa sangat kecewa melihat tindakan pemimpin yang semau mereka.  Dampaknya sangat terliahat nyata, dimana-mana masyarakat acuh tak acuh, mereka sudah melakukan Sholat Berjamaah di Masjid=masjid damn tak mempedulikan lagi larangan sementara petugas Satpol PP seakan tak peduli dengan semua itu.

“Kami-kami ini sudah menuruti anjuran, tapi mengapa justru pemerintah sendiri yang melanggar aturannya, silahkan tonton videonya di youtube saat pelantikan Pj Walikota Baru Prof Yusran, itu sudah melanggar aturan PSBB untuk tidak berkumpul beramai-ramai.  Jika masyarakat yang melakukan mereka dilarang tapi jika mereka yang melakukan, tidak apa-apa, bebas berbuat deh,” kesal Andi

Andi Ms Hersandy sangat berharap agar masyarakat mau menyadari dan bertindak dengan kesadaran dan hati yang mulia, ini semua untuk kita, jika pemerintah mengisyaratkan membuka toko-toko berkaryawan banyak dan juga Mall-mall, janganlah kita terpancing untuk berbelanja ke sana, cukup kita berbelanja di kios-kios tetangga kita, setidaknya belajar untuk tidak terjerumus dalam penyebaran wabah ketidak pastian ini. 

Secara nasional juga seperti demikian, pemerintah seakan berbuat semau mereka.  Jokowi selaku presiden RI justru mengisyaratkan "masyarakat bisa kembali beraktifitas secara normal. tetapi tetap harus memerhatikan protokol kesehatan."

Jokowi minta masyarakat Bersiap Hadapi Era normal Baru.kondisi ketika masyarakat bisa kembali beraktifitas secara normal tapi harus tetap memperhatikan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran covid

presiden menekankan pentingnya kita harus bersiap siaga untuk menghadapi era normal baru, dimana kita berada dalam situasi yang beda dengan era normal sebelumnya. 

Dalam Ratas tersebut dibahas upaya untuk melakukan  relaksasi atau pelonggaran PSBB.(senin 18 mei 2020.) Kepala negara menegaskan bahwa masyara kat harus hidup berdampingan dengan covid karena sampai saat vaksin belum ditemukan,  Ini penjelasan Muhajir Efendi.menko bidang pembangunan manusia dan kebudayaan usai rapat dengan presiden, senin (18/5/20).

Padahal jumlah kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia per Senin (18/5/20) mengalami peningkatan yang cukup tinggi yang mencapai 18.010 kasus. Dari jumlah itu, 4.324 orang dinyatakan sembuh, dan 1.191 orang lainnya meninggal. Data tersebut merupakan data yang terkumpul dari sejumlah wilayah hingga pukul 12.00 WIB. 

Data tersebut menunjukkan kenaikan kasus corona sehari sebelumnya 17.540 kasus dan ada peningkatan  sebanyak  460 kasus, dan ini sungguh sangat tinggi.



Red: AH


SHARE THIS

Author:

MARI MEMBANGUN KEBERSAMAAN, BERSAMA KITA BERJUANG

0 Please Share a Your Opinion.:

Diharap Memberi Komentar Yang Sopan & Santun
Terimakasih Atas Partisipasi Mengunjungi Web Kami

Hukum

Kesehatan

»

Serba Serbi