Uzt. Firdaus Malie, Disela-sela Aksi Damai di Depan Bawaslu Sulsel |
"Saudara-saudara
Yang perlu kita ketahui bahwa aksi kita ini adalah aksi super damai. Kita
datang kesisni untuk memberi warning kepada Bawaslu agar jangan coba-coba
membiarkan kecurangan yang dilakukan oleh mereka-mereka yang bertindak sebagai
penyelenggara pemilu,” teriak Firdaus Malie, pimpinan majelis zikir dan muhasabah Darut Taubah Makssar,
Diperkirakan
pada Aksi Superdamai tersebut dihadiri sekitar 1.000 orang dari berbagai elemen
elemen relawan. Diantara elemen yang
hadir dalam aksi tersebut, FPI, Relawan Dokter, RS-02, Japri, GL Pro, Garuda, emak-emak bersatu, dll.
Selain itu hadir pula sekber BPN Kab. Bone.
Menurut para
aksi bahwa kecurangan sudah terbukti banyak terjadi di semua daerah Indonesia,
Salah satu bukti terjadi di Sulawesi Selatan yang terkategori
Terstruktur, Sistematis dan Masif diantara lain:
Pertama-
Ditemukannya Video Viral di medsos, keterlibatan ASN 15 camat Makassar,
melakukan kampanye dukungan kepada paslon 01
Kedua-Ditemukannya
4 ton kertas suara yang tidak dimusnahkan di gedung tribun timur
Ketiga-Tidak
adanya Akses Informasi dan publiksasi serta sulitnya ditemukan C1 disetiap TPS,
karena hamper seluruh panitia TPS tidak memasang hasil C1 disetiap TPS.
Uzt. Firdaus
Malie yang juga menjabat sebagai Wakil ketua Bidang Da’wah FPI Sulawesi selatan, ketika dikonfirmasi usai mengawali orasi
mengukapkan bahwa aksi yang dilakukan akan menjadi peringatan bagi semua
penyelenggara pemilu baik itu pemerintah. aparat hukum terkhusus bawaslu dan KPU
“Aksi Super
Damai ini Cukup menjadi peringatan bagi pemerintah, aparat hukum terkhusus Bawaslu dan KPU sebagai penyelenggara pilpres utk berlaku jurdil, dan mau
berkata yang benar,” ungkapnya
Uzt. Firdaus
mengaku kecewa dengan pemerintah serta seluruh komponen penyelenggara pemilu
2019 yang melakukan dan membiarkan segala bentuk kecurangan dalam proses
penyelenggaraan pemilu yang banyak menelan korban. Namun terkhusus di Makaassar, Uzt. Firdaus
merasa bersukur bahwa pihak Bawaslu mengakui bahwa memang ada kecurangan meski
pengakuan tersebut bersipat pribadi.
“Mereka
harus mengakui bahwa dalam pra-Pilpres dan pasca-Pilpres terjadi banyak
kecurangan terstruktur, sistematis dan masif,
alhamdulillah secara pribadi salah seorang comisoner Bawaslu mengakui bahwa memang ada
kecurangan,” jelas Uzt. Firdaus
Dari hasil
kesepakatan para penggelar Aksi damai tersebut mereka menuntut 4 point penting
yang diberikan kepada pihak Bawaslu agar menindak lanjutinya sesegera mungkin.
Empat poin tersebut disesuaikan dengan Undang-undang Pemilu No. 7 Tahun 2017
pasal 460 dan pasal 463.
Usut tuntas dan lakukan penindakan terhadap semua kecurangan pemilu yang Terstruktur, Sistematis dan Masif yang terjadi di Sulawesi selatan
Usut tuntas dan lakukan penindakan terhadap semua kecurangan pemilu yang Terstruktur, Sistematis dan Masif yang terjadi di Sulawesi selatan
Melakukan Investigasi dan Uji Forensik
dan menghentikan proses SITUNG KPU karena telah terbukti banyak terjadi
kesalahan, kecurangan dan manipulasi data
Melakukan diskualifikasi terhadap Pasangan Capres dan Cawapres 01 karena telah terbukti melakukan kecurangan secara Terstruktur, Sistematis dan Masif
Melakukan investigasi terhadap kematian massal petugas KPPS
"Kami
akan menindaklanjuti sesuai dengan regulasi yang ada, dan kami berharap pihak
Aksi melaporkan secara resmi setiap pelanggaran Pemilu. Mohon kami diberikan
data. Saat ini hanya tuntutan yang diberikan dan itu memang tugas kami sebagai
Bawaslu," ungkap Asriadi.
Salah satu ketua relawan yang hadir pada Aksi damai, Andi Ms Hersandy juga memberikan keterangan bahwa kehadirannya pada Aksi damai tidak terlepas dari Hasrat dan keinginan untuk menyuarakan keadilan kepada pemerintah. Menurutnya keadaan negara saat ini tidaklah kondusif. Masyarakat diadu domba untuk saling caci maki. Andi berharap agar Pemerintah saat ini mengerti kondisi Negeri ini dan tidak memaksakan kehendak untuk berkuasa dengan jalan segala cara.
Salah satu ketua relawan yang hadir pada Aksi damai, Andi Ms Hersandy juga memberikan keterangan bahwa kehadirannya pada Aksi damai tidak terlepas dari Hasrat dan keinginan untuk menyuarakan keadilan kepada pemerintah. Menurutnya keadaan negara saat ini tidaklah kondusif. Masyarakat diadu domba untuk saling caci maki. Andi berharap agar Pemerintah saat ini mengerti kondisi Negeri ini dan tidak memaksakan kehendak untuk berkuasa dengan jalan segala cara.
Lebih lanjut Ketua RS-02 yang baru saja terpilih menjadi Ketua DPC FPI Rpc, Makassar pada hasil Muscab tanggal 12 Mei 2019 kemarin berharap Agar semua Elemen penguasa siapaun di-negeri ini agar bertindak lebih memahami kehendak Rakyat, tidak berbuat culas, tidak mengadu domba karena hanya menginginkan kekuasaan yang semu.
"Tuntutan kita selama ini adalah keadilan dan kedamaian. Pemerintah mesti Tahu itu dan tidak perlu melanggar Asas Pemilu Jujur dan Adil. Kami tak ingin ada pertikaian antara anak bangsa, untuk itu kami sangat berharap pemerintah dan seluruh jajarannya menyadari pentingnya kedamaian," pungkas Andi
Sebelum membubarkan diri para demonstran mengancam kepada Bawaslu agar tuntutan mereka mendapat respon yang positif dan menginginkan jawaban 3x 24 jam. Para demontran akan kembali turun pada hari jumat 17 Mei 2019 ditempat yang sama.
Red - Andi
0 Please Share a Your Opinion.:
Diharap Memberi Komentar Yang Sopan & Santun
Terimakasih Atas Partisipasi Mengunjungi Web Kami