HarapanRakyat-Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman membantah pernyataan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang menduga harga garam konsumsi jatuh karena kebijakan impor.
Kemenko Kemaritiman melihat jatuhnya harga karena peningkatan produksi akibat panen dan penurunan kualitas garam.
"Saya tidak mengatakan karena impor, karena tadi sudah dijelaskan teman-teman Kementerian Perindustrian, sebagian diserap PT Garam dan sebagian lagi diserap pengusaha, itu sudah ada MoU. Kalau dia tidak serap garam rakyat, dia tidak akan dikasih kuota impor," tutur Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman Agung Kuswandono di kantornya, Jumat (12/7) di kutif halaman CNN.indonesia
Menurut dia, jatuhnya harga garam murni karena produksi berlimpah. Di sisi lain, kebutuhan masyarakat terhadap garam belum bertumbuh. Tak heran, harganya jatuh. "Sebenarnya, anjloknya tidak hanya tahun ini, tapi terjadi setiap tahun, kalau produksi banyak, itu harga turun. Sudah mekanisme pasar," katanya.
Hasil observasi bersama antar kementerian yang dilaporkan ke Kemenko Kemaritiman juga menemukan ada penurunan kualitas garam dari hasil panen. Penurunan kualitas terjadi karena petambak mempercepat masa panen, sehingga garam yang dihasilkan belum mencapai kualitas maksimal.
Menteri Susi menilai harga garam anjlok karena faktor impor garam yang berlebihan. Akibatnya, pasokan garam berlebih. Dampaknya, harga garam hasil produksi petani justru menurun.
Selain itu, ia juga menduga ada kebocoran impor garam yang sejatinya untuk industri justru masuk ke konsumsi masyarakat. Menurut hitung-hitungan Susi, bila kuota impor garam tidak mencapai 3 juta ton, maka harga garam bisa dibanderol di kisaran Rp1.500 sampai Rp2.000 per Kg.
Red: Alf
0 Please Share a Your Opinion.:
Diharap Memberi Komentar Yang Sopan & Santun
Terimakasih Atas Partisipasi Mengunjungi Web Kami